Sultan Ibrahim Sultan Iskandar Alumnus Kursus Perwira Pasukan Khusus di Fort Bragg AS

Sultan Ibrahim Sultan Iskandar

Sultan Ibrahim Sultan Iskandar Alumnus penguasa Johor resmi terpilih sebagai Yang di-Pertuan Agong atau Raja Malaysia ke-17 dalam rapat Konferensi Penguasa yang dihadiri para Sultan dari 9 negara bagian pada Jumat pagi, 27 Oktober 2023. Untuk diketahui, Raja Malaysia menjabat bergilir dari sembilan negara bagian tersebut.

Sultan Ibrahim menggantikan Raja Abdullah Sultan Ahmad Shah penguasa sicbo dadu online Pahang yang menjabat sejak 2019. Raja baru itu akan menjabat mulai akhir Januari 2024 mendatang. Sedangkan wakilnya, terpilih Sultan Perak Nazrin Muizzuddin Shah Almarhum Sultan Azlan Muhibbuddin Shah.

Sultan Ibrahim Ismail ibni Sultan Mahmood Iskandar lahir pada 22 November 1958 di Rumah Sakit Sultanah Aminah, Johor Bahru, Johor, Malaya pada masa pemerintahan kakek buyutnya, Sultan Ibrahim. Dia adalah putra ketiga dan putra sulung dari 10 bersaudara dari pernikahan Sultan Iskandar bersama Josephine Ruby Trevorrow, seorang wanita berkebangsaan Inggris asal Torquay.

Ibrahim menempuh pendidikan pertama di Sekolah Temenggong Abdul Rahman. Setelah itu, ia melanjutkan studi di Trinity Grammar School di Australia pada 1968 selama dua tahun. Sekembalinya ke Johor, ia kemudian belajar di Maktab Sultan Abu Bakar atau MSAB). Selain itu, Ibrahim juga bersekolah di Sekolah Agama Bukit Zaharah dan Sekolah Agama Air Molek di Johor Bahru untuk mempelajari dasar-dasar Islam.

Sultan Ibrahim Sultan Iskandar Alumnus

Beberapa tahun kemudian, Ibrahim dikirim ke Pusat Latihan Darat atau Pulada di Kota Tinggi untuk menerima pelatihan dasar militer selama tiga bulan. Dia lalu dikirim ke Fort Bening, Georgia, Amerika Serikat, di sana, Ibrahim mengikuti Kursus Dasar Perwira Infanteri dan Udara. Dia juga dikirim ke Fort Bragg, Amerika Serikat untuk mengikuti Kursus Perwira Pasukan Khusus. Setelah itu, Ibrahim diangkat menjadi Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Johor.

Ibrahim Ismail diangkat sebagai Sultan Mahkota Johor pada 3 Juli 1981 dan sejak itu bertempat tinggal di Istana Pasir Pelangi. Pada 26 April 1984 hingga 25 April 1989 dia jadi Bupati Johor ketika ayahnya, Sultan Iskandar diproklamasikan sebagai Yang di-Pertuan Agong Malaysia yang kedelapan. Dalam beberapa tahun terakhir, Ibrahim secara bertahap mengambil alih beberapa tugas dan fungsi kenegaraan dari ayahnya yang sudah lanjut usia.

Beberapa jam sebelum ayahnya meninggal pada 22 Januari 2010, Ibrahim kembali diangkat menjadi penjabat sultan. Ketika Sultan Iskandar telah meninggal dunia, Ibrahim pun diproklamasikan sebagai Sultan Johor keesokan harinya berdasarkan Hukum Kerajaan Tuboh Johor tahun 1895 dengan gelar Sultan Ibrahim. Pengumuman itu disampaikan oleh Ketua Menteri Johor, Datuk Abdul Ghani Othman. Kini dia jadi Raja Malaysia.